Jumat, 10 April 2020

UTS SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA


UTS SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA

Kebudayaan asli Indonesia adalah hasil pertumbuhan sejarah yang berbeda-beda di berbagai pulau dan bagian pulau di Indonesia yang luas ini. Tetapi meskipun banyak perbedaannya antara penjelmaan kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain, ciri-ciri hakekat yang sama anatara kebudayaan-kebudayaan itu sedemikian banyaknya dan nyatanya, sehingga dapat kita menggolongkan sekalinya kepada dasar kebudayaan yang sama.
Seperti dalam kebudayaan-kebudayaan bersahaja yang lain dalam sejarah, bangsa Indonesia sebelum datang kebudayaan India itupun dapat dikatakan mempunyai cara berpikir yang kompelex, yaitu bersifat keseluruhan dan emosional, yaitu amat dikuasai oleh perasaan.
Kepercayaan terhadap roh-roh dan tenaga-tenaga yang gaib meresapi selurh kehidupan, baik kehidupan manusia seorang, maupun kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan. Pikiran atau perbuatan tertuju bagaimana menjauhkan pengaruh roh-roh yang bai dan bagaimana menjauhkan tenaga-tenaga gaib itu dianggap tidak berpribadi. Dan untuk mencapai maksud itu ada bermacam-macam ritus, mantera, larangan dan suruhan yang memenuhi kehidupan dalam masyarakat yang bersahaja itu.
Ekonomi, hukum, pemerintahan, kesenian, bukanlah keaktifan manusia yang terpisah pisah,tetapi sekalinya amat rapat hubungannya, tidak nyata dimana yang satu mulai dan yang lain berakhir, dan sekalinya berlaku dibawah naungan anggapan dan konsep-konsep agama. Dalam hubungan inilah telah selayaknya, bahwa ilmu yang tertinggi ialah ilmu tentang roh-roh dan tenaga-tenaga yang gaibitu, yang berhubungan dengan proses dan ketertiban kosmos.
Pengetahuan itu bukanlah diperolehnya karena penyelidikan tetapi ialah sebagai pusaka dar nenek moyang, yang roh-rohnya masih danggap hidup bersama-sama didalam masyarakat. Demikian ilmu dalam arti penjelmaan nilai teori, yang berusaha mencari pengetahuan yang berasio, nyata dan objektif, amatlah lemah. Pengetahuan dan kepandaiannya sebagian terbesar tersimpul dalam pusaka rohani yang diterimanya dari nenek moyangnya, yang dinamakan adat.
Dalam hubungan adat yang mengatur seluruh kehidupan dan yang dikuasai oleh roh-roh dan tenaga-tenaga yang gaib itulah maka masyarakat bersahaja itu konsevatif dan setatis sifatnya. Dalam hubungan inilah perkataan tua mempunyai arti yang istimewa, yaitu suci,berkuasa, dan mengetahui. Ciri lain daripada masyarakat Indonesia yang lama ialah berkuasannya nilai solidaritas. Persekutuan-persekutuan itu dapat kita bandingkan dengan republic-republik dmokrasi yang kecil.  Keputusan-keputusan yang diambil bersama-sama dengan pemufakatan. Dalam demokrasi yang mencari kebulatan pemikiran ini penting sekali kedudukan balai, yaitu bangunan tempat pertemuan dan permusyawaratan.
Kewajiban pemerintah desa itu terutama sekali menjalankan adat yang turun-temurun dan menyelesaikan perselisihan yang mungking terjadi. Suatu ciri juga dari masyarakat Indonesia asli itu ialah besarnya pengaruh perhubungan darah. Dalam masyarakat dan kebudayaan Indonesia asli terdapat beberapa corak susunan-susunan sukun yang menentukan cara menghitung keturunan, yang menentukan bentuk perkawinan, ha katas tanah, soal waris dan sebagainya. Dua susunan kerabat yang dasar ialah patrilineal dan matrilineal
Oleh karena persekutuan-persekutuan desa itu suatu kesatuan yang kukuh oleh adat yang sama, keturunan dan tempat kediaman yang sama, dan sama-sama pula mempunyai tanah dan pusaka-pusaka sakti yang turun-temurun. Cara kerjasama dan tolong menolong atau gotong royong itupun teratur oleh adat.
Kehidupan ekonomi dalam masyarakat-masyarakat kecil itu tentulah amat terbatas. Sebagian besar dari keperluan dan bahan-bahan keperluan manusia masih dapat diambil dengan mudah dari alam yang luas, bai itu makanan, maupu untuk keperluan yang lain seperti ramuan rumah, alat pembakar, bermacam-macam perkakas, obat-obatan. Demikian perdagangan masih sangat terbatas, hanya mengenai keperluan-keperluan yang sesungguhnya tidak ada di daerah itu. Rapat perhubungan dengan ini ialah perhubungan lalu-lintas yang terbatas, kaki dan kandang-kandang sapi, kuda atau sampan adalah alat perjalanan yang ada.
Yang dinamakan industri adalah kerajinan tangan untuk keperluan sehari-hari, seperti anyam-menganyam, membuat alat keperluan dari bamboo, kayu, daun atau batu, dan kadang-kadang dari tanah liat atau logam.
Dalam kuatnya kedudukan agama dalam masyarakat itu kerajinan tangan tentulah banyak ditujukan kepada keperluan agama untuk membuat bermacam bangunan, patung, sajian dan lain-lain. Karena kedudukan agama yang sangat kuat dalam kebudayaan Indonesia asli itu, telah selayaknya bahwa kehidupan ekonomipun rapat berjalin, malahan serig dtentukan oleh syarat-syarat agama.
Sebagai kebudayaan yang expresif, yaitu yang dikuasai oleh intuisi, perasaan dan fantasi, tentulah tenaga penciptaan kesenian yang berdasarkan intuisi, perasaan dan fantasi itu amat besar.
Selain daripada perjalinan dengan agama ini, seni itu rapat uga berjalin dengan nilai solidaritas , yang memuncak pada hari-hari dan kejadian-kejadian yang penting dalam kehidupan suku, desa atau keluarga seperti perkawinan, kematian ataupu perayaan sebelum atau sesudah panen dan sebagainya. Kebudayaan itu dikuasai oleh nilai agama, yang diikuti oleh nilai solidaritas dan nilai kesenian, sedangkan dalam sifatnya yang demokratis nilai kuasa dalam susunan masyarakat adalah lemah.. nilai ilmu lemah, karena pemikirannya yang berasio belum berkembang sedangkan perasaan masih terlampau berkuasa  dalam menghadapi alam. Niali ekonomi juga belum berkembang, karena oleh kekayaan alam belum timbul keperluan beusaha keras, sedangkan oleh kurangnya pengetahuan alam yang objektif kemungkinan-kemungkinan alam yang sesungguhnya belum diketahui dan merangsang untuk berusaha.
Analisa perbandingan dari masing-masing periode pada jaman paleo,meso, neo, dan logam.
Zaman paleolitikum atau zaman batu tua berlangsung kira kira pada masa pleistosen awal, sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada masa itu manusia memenuhi kebutuhannya dengan cara berburu secara berkelompok terus meracik makanan dengan sederhana. Manusia pada zaman paleolitikum ini mereka tidak mempunyai tempat tinggal menetap, mereka hidup secara nomaden. Mereka tinggal di padang rumput, goa, dan yang deket sama sumber air (sungai, laut, pantai, dll). Mereka nyari tempat tinggal yang deket sama sumber air soalnya sumber air bisa buat sumber air minum, sumber makanan sama sarana transportasi. Hidup manusia pada zaman paleolitikum masih sangat bergantung pada alam sekitar, mereka bertahan hidup dengan cara mencari makanan yang ada di sekitar wilayah tempat tinggal mereka.
Pada zaman paleolitikum alat-alat yang digunakan untuk mencari makan masih bersifat sederhana. Mereka menggunakan kapak yang bentuknya masih kasar, contohnya kapak genggam yang fungsinya buat memotong, menggali dan menguliti binatang. Semua manusia yang hidup pada zaman paleolitikum masih belum mengenal tulisan. Mereka menggunakan bahasa yang sederhana untuk berkomunikasi.
Manusia yang hidup pada zaman paleolitikum ini  manusia jenis Pithecanthropus Erectus, manusia yang jalannya tegak atau jalannya tegap. Alat-alat yang digunakan pada zaman paleolitikum yaitu seperti kapak genggam dan juga kapak perimbas.
Pada zaman paleolitikum ada dua jenis kebudayaan yaitu kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong. Dan pada zaman paleolitikum terdapat salah satu peninggalan yaitu alat yang terbuat dari tulang binatang
Zaman mesolitikum merupakan zaman batu madya atau tengah. Ini karena diperkirakan terjadi pada masa holosen yang terjadi sekitar 10.000 tahun lalu. Di zaman batu tengah ini, dipercaya kalau manusia pra sejarah masih menggunakan batu untuk alat sehari-hari. Zaman mesolitikum  atau zaman batu madya tentu lebih maju dibandingkan zaman paleolitikum.
Pada zaman mesolitikum ini sudah mulai ada perubahan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Meskipun dalam segi memenuhi kebutuhannya masih sama pada waktu zaman paleolitikum, namun pada zaman mesolitikum ini semua manusia tidak lagi nomaden mereka  sudah memiliki tempat tinggal yang tetap. Manusia pada zaman ini sudah memiliki kemampuan  bercocok tanam meskipun cara yang digunakan masih sedehana. Sudah bisa membuat kerajinan dari gerabah. Masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan). Alat alat yang dihasilkan hampir sama dengan zaman palaeolithikum yaitu alat-alat yang terbuat dari batu dan masih kasar. Ditemukannya sampah dapur yang disebut kjoken mondinger.
Manusia pendukung zaman mesolitikum adalah bangsa melanosoid. Bangsa ini menyerupai nenek moyang orang Sakai, Aeta, Aborigin dan juga Papua. Alat-alat yang digunakan pada zaman mesolitikum yaitu kapak genggam, kapak pendek, dan pipisan.
Pada zaman mesolitikum terdapat beberapa barang peninggalan dan kebudayaan, yaitu :
1. Abis sous roche
2. Kjokkenmoddinger (sampah dapur).
3. Kebudayaan tulang dari sampung (sampung bone culture)
4. Kebudayaan bacson-hoabinh
5. Kebudayaan toala
Zaman neolitikum atau bisa disebut juga dengan zaman batu baru  ini telah hidup jenis Homo sapiens sebagai pendukung kebudayaan zaman batu baru. Mereka mulai mengenal bercocok tanam dan beternak sebagai proses untuk menghasilkan atau memproduksi bahan makanan.
Cara hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada zaman itu manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama dalam kampung. Berarti pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerja sama. Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di dalam ikatan kerjasama itu.
Dapat dikatakan pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan manusia sebagai manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang. Kira-kira 2000 tahun SM, telah datang bangsa-bangsa baru yang memiliki kebudayaan lebih maju dan tinggi derajatnya. Mereka dikenal sebagai bangsa Indonesia Purba.
Pada zaman batu muda, kehidupan manusia purba sudah berangsur-angsur hidup menetap tidak lagi berpindah-pindah, manusia pada zaman ini sudah mulai mengenal cara bercocok tanam meskipun masih sangat sederhana. Selain kegiatan berburu yang masih tetap dilakukan. Manusia purba pada masa neolithikum sudah bisa menghasilkan bahan makanan sendiri atau biasa disebut food producing.
Peralatan pada zaman neolitikum ini sudah mulai di asah sampai halus, beda dari zaman-zaman sebelumnya yang peralatannya masih belum di asah atau masih kasar. Peralatan pada zaman neolitikum yaitu berupa kapak lonjong dan kapak persegi.
Pada zaman neolitikum terdapat beberapa peninggalan- peninggalan berbentuk benda atau bangunan dari batu dalam ukuran yang besar. Peninggalan pada zaman neolitikum yaitu seperti :
1. Dolmen
2. Mendir
3. Punden Berundak
4. Arca atau Patung
5. Sarkofagus
6. Waruga
7. Kubur Batu
Zaman Logam pada zaman ini manusia sudah semakin maju, dimana manusia pada zaman ini sudah mengenal logam dan teknik cara pengolahannya. Dengan hal tersebut manusia pada masa itu sudah dapat dikatakan memiliki taraf hidup yang tinggi. Pengolahan logam juga lebih mudah dibandingkan dengan pengolahan menggunakan batu. Selain logam dapat dengan mudah dibentuk, logam juga banyak ditemukan di lingkungan sekitar.
Keterampilan yang digunakan untuk teknik pengolahan logam sejalan dengan pola pikir masyarakat. Dengan demikian perkembangan pada zaman tersebut semakin meningkat. Oleh sebab itu, zaman logam juga dapat di katakan dengan zaman perundagian.
Pada zaman logam terdapat beberapa ciri-ciri, yaitu :
1. Pada zaman logam kegiatan perdagangan semakin maju. Pada masa ini perdagangan di Indonesia sudah dilakukan dari pulau satu ke pulau lainnya. Bahkan juga sudah mencapai kawasan Asia Tenggara menggunakan sistem barter. Barter adalah tukar menukar barang dengan nominal yang sama. Pada saat itu alat penukaran barang barter berupa perunggu, kayu, rempah-rempah dan timah.
2. Penguburan mayat pada masa itu langsung dikubur didalam tanah atau dimasukkan ke dalam peti mati lalu dikubur di dalam tanah. Sedangkan penguburan yang dilakukan secara tidak langsung yaitu penguburan dengan cara mayat yang sudah ada di dalam tanag atau peti mati yang berbentuk kayu. Kemudian diambil dan dibersihkan kembali disebuah alat tempayan atau kubur batu.  
3. Pada zaman logam kebudayaan semakin tinggi. Masyarakat pada masa itu juga memilki kebudayaan tersendiri dan seiiringnya perkembangan waktu kebudayaan tersebut menjadi lebih maju dan berkembang.
 4. Pengolahan logam yang semakin mahir. Terbukti dengan adanya peninggalan-peninggalan yang berbahan dasar menggunakan logam.
 5. Kemajuan dalam bidang pertanian. Pada zaman logam ini tidak hanya persoalan logam yang mengalaim kemajuan namun di bidang pertanian pada saat itu juga mengalami kemajuan, bidang pertanian pada saat itu menggunakan sistem persawahan yang lebih efisien dan praktis dibandingkan sistem ladangnya.
Zaman logam memiliki beberapa zaman. Diantaranya adalah zaman tembaga, perunggu, dan juga besi.
1. Zaman Tembaga
Zaman tembaga merupakan zaman awal manusia mengenal peralatan-peralatan manusia terbuat dari logam. Namun zaman ini tidak banyak membawa pengaruh terhadap perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Zaman logam berkembang di luar wilayah Indonesia seperti Kamboja, Semenanjung Malaka, Vietnam dan Muangthai.

2. Zaman perunggu
Kebudayaan perunggu di wilayah Asia Tenggara merupakan salah satu pengaruh dari kebudayaan dongson yang berkembang di daerah Vietnam. Geldern mengatakan bahwa kebudayaan dongson ini berkembang yang paling muda (sekitar 300 sebelum masehi). Salah satu pendukung dari kebudayaan perunggu adalah bangsa deuteuro melayu (melayu muda) yang migrasi ke wilayah di Indonesia dengan membawa kebudayaan dongson. Keturunannya adalah Jawa, Bali, Bugis, Madura.
3. Zaman Besi
Zaman Besi adalah zaman dimana manusia telah membuat suatu alat dengan terlebih dahulu melebur besi dari bijihnya kemudian menuangkan ke dalam cetakan menjadi alat-alat yang akan dibuat olehnya. Pembuatan alat-alat yang berasal dari besi ini lebih sempurna dibandingkan dengan tembaga atau perunggu. Alat -alat atau benda-benda yang dihasilkan pada zaman besi ini antara lain mata kapak dan mata tombak.
Peninggalan zaman logam banyak ditemukan di Indonesia, yang sekarang sudah dimuseumkan. Salah satu bentuk peninggalan yang ditemukan adalah alat yang digunakan pada zaman perunggu, yaitu :
1. Candrasa
2. Kapak Corong
3. Nekara
4. Moko
5. Benjana Perunggu
6. Arca Perunggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar