BAB
3
TEORI-TEORI SOSIAL (BAGIAN 1)
TEORI-TEORI SOSIAL (BAGIAN 1)
Pada
bab ini akan dijelaskan sejumlah konsep mengenai sejarah sosial yang digunakan
sebagai konstruk untuk membangun gagasan tentang bagaimana masyarakat dan
dinamikannya. Mengenai “teori dalam Ilmu Sejarah” sering terjadi kerajugan
apakah Ilmu Sejarah memiliki teori? Kuntowijoyo mengingatkan bahwa Ilmu Sejarah
memiliki teori maupun generalisasi, namun sifatnya terbatas.
Di dalam negara ada 3 unsur masyarakat : sangat kaya,
melarat, dan berada di tengah (Aristoteles) è Stratifikasi sejak lama dan dapat
terjadi dengan disengaja maupun tidak. Pedoman dalam penelitian statifikasi
sosial dalam masyarakat:
1.
statifikasi berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.
2.
statifikasi dapat dianalisis dalam ruang lingkup.
Stratifikasi
sosial memiliki dua sifat baik tertutup maupun yang bersifat terbuka. Sifat yang
pertama yaitu stratifikasi sosial yang bersifat tertutup artinya sistem
stratifikasi membatasi kemungkinan berpindahnya seorang anggota masyarakat dari
satu lapisan/strata ke lapisan/ strata lain, baik yang sifatnya gerak ke atas
maupun gerak kebawah.
Menurut
kitab Rig Veda dan kitab-kitab Brahmana, masyarakat India kuno mengenal empat
yati/kasta yang tersusun dari atas ke bawah. Keempatnya adalah Brahmana,
Ksatria, Vaicya, dan Sudra. Masing-masing kasta memiliki posisi masing-masing
dalam sistem masyarakat, yaitu sebagai berikut :
- Brahmana è Pendeta, lapisan teratas
- Ksatria è Tentara & bangsawan
- Vaicya è Pedagang
- Sudra è Rakyat jelata
- Paria è Tidak berkasta
Problem-problem Sosial dalam Masyarakat
Dalam perkembangan masyarakat dari bentuk sederhana
hingga kompleks membawa dampak atau problem sosial. Salahsatunya kemiskinan. Kemiskinan
sebagai salah satu gejala sosial sangat relevan diangkat dalam penulisan
sejarah, dan beberapa pokok pemikiran yang dapat dipertimbangkan antara lain
penyebab kemiskinan, pengaruh kemiskinan terhadap suatu wilayah, upaya
pengentasan kemiskinan, hubungan kausalitas antara kemiskinan dengan problem
sosial lain.
- Penyebab
Kemiskinan
Apabila membicarakan penyebab kemiskinan, kita harus
terlebih dahulu sepakat tentang pengertian kemiskinan itu sendiri. Sejarawan
perlu mempertimbangkan pengertian kemiskinan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Karena pengertian/perspektif tentang kemiskinan dipahami berbeda ditempat/ pada
masyarakat yang berbeda.
2. Bagaimana Kemiskinan Mempengaruhi Suatu Wilayah
Angka kemiskinan desa maupun kota memberi pengaruh
tertentu terhadap desa maupun kota tersebut. Pengaruh kemiskinan terhadap suatu
wilayah dapat dilihat sejarawan sebagai salah satu faktor yang menentukan
sejarah wilayah yang bersangkutan.
3. Upaya Pengetasan Kemiskinan
Untuk upaya pengetasan kemiskinan sifatnya nasional,
dimasukkan kedalam program pemerintah pusat. Untuk kasus ditingkat daerah di
difokuskan pada pemerintah daerah.
4. Hubungan Kausalitas antara kemiskinan dan problem
sosial lain
Kemiskinan = Krminalitas.
Agama
selain sebuah intitusi yang bersifat normative, juga memiliki dimensi sosial. Sejarawan
dapat mengangkat sejarah agama dapat dilihat dari sisi institusionalnya.
Perbedaan
sosial atau dikenal juga sebagai deferensiasi sosial merupakan perbedaan
masyarakat secara horizontal, artinya antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah, perbedaan
tidak didasarkan pada tingkatan-tingkatan dalam masyarakat melainkan ciri-ciri
khusus yang membedakan masyarakat satu dengan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar