Jumat, 03 April 2020

Teori-Teori Sosial (Bagian 1)


BAB 3
TEORI-TEORI SOSIAL (BAGIAN 1)

Pada bab ini akan dijelaskan sejumlah konsep mengenai sejarah sosial yang digunakan sebagai konstruk untuk membangun gagasan tentang bagaimana masyarakat dan dinamikannya. Mengenai “teori dalam Ilmu Sejarah” sering terjadi kerajugan apakah Ilmu Sejarah memiliki teori? Kuntowijoyo mengingatkan bahwa Ilmu Sejarah memiliki teori maupun generalisasi, namun sifatnya terbatas.
Di dalam negara ada 3 unsur masyarakat : sangat kaya, melarat, dan berada di tengah (Aristoteles) è Stratifikasi sejak lama dan dapat terjadi dengan disengaja maupun tidak. Pedoman dalam penelitian statifikasi sosial dalam masyarakat:
1. statifikasi berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat.
2. statifikasi dapat dianalisis dalam ruang lingkup.
Stratifikasi sosial memiliki dua sifat baik tertutup maupun yang bersifat terbuka. Sifat yang pertama yaitu stratifikasi sosial yang bersifat tertutup artinya sistem stratifikasi membatasi kemungkinan berpindahnya seorang anggota masyarakat dari satu lapisan/strata ke lapisan/ strata lain, baik yang sifatnya gerak ke atas maupun gerak kebawah.
Menurut kitab Rig Veda dan kitab-kitab Brahmana, masyarakat India kuno mengenal empat yati/kasta yang tersusun dari atas ke bawah. Keempatnya adalah Brahmana, Ksatria, Vaicya, dan Sudra. Masing-masing kasta memiliki posisi masing-masing dalam sistem masyarakat, yaitu sebagai berikut :
  1. Brahmana è Pendeta, lapisan teratas
  2. Ksatria è Tentara & bangsawan
  3. Vaicya è Pedagang
  4. Sudra è Rakyat jelata
  5. Paria è Tidak berkasta
Problem-problem Sosial dalam Masyarakat Dalam perkembangan masyarakat dari bentuk sederhana hingga kompleks membawa dampak atau problem sosial. Salahsatunya kemiskinan. Kemiskinan sebagai salah satu gejala sosial sangat relevan diangkat dalam penulisan sejarah, dan beberapa pokok pemikiran yang dapat dipertimbangkan antara lain penyebab kemiskinan, pengaruh kemiskinan terhadap suatu wilayah, upaya pengentasan kemiskinan, hubungan kausalitas antara kemiskinan dengan problem sosial lain.
  1. Penyebab Kemiskinan
Apabila membicarakan penyebab kemiskinan, kita harus terlebih dahulu sepakat tentang pengertian kemiskinan itu sendiri. Sejarawan perlu mempertimbangkan pengertian kemiskinan sesuai dengan kondisi di lapangan. Karena pengertian/perspektif tentang kemiskinan dipahami berbeda ditempat/ pada masyarakat yang berbeda.
2. Bagaimana Kemiskinan Mempengaruhi Suatu  Wilayah
Angka kemiskinan desa maupun kota memberi pengaruh tertentu terhadap desa maupun kota tersebut. Pengaruh kemiskinan terhadap suatu wilayah dapat dilihat sejarawan sebagai salah satu faktor yang menentukan sejarah wilayah yang bersangkutan.
3. Upaya Pengetasan Kemiskinan
Untuk upaya pengetasan kemiskinan sifatnya nasional, dimasukkan kedalam program pemerintah pusat. Untuk kasus ditingkat daerah di difokuskan pada pemerintah daerah.
4. Hubungan Kausalitas antara kemiskinan dan problem sosial lain
Kemiskinan = Krminalitas.
Agama selain sebuah intitusi yang bersifat normative, juga memiliki dimensi sosial. Sejarawan dapat mengangkat sejarah agama dapat dilihat dari sisi institusionalnya.
Perbedaan sosial atau dikenal juga sebagai deferensiasi sosial merupakan perbedaan masyarakat secara horizontal, artinya antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah, perbedaan tidak didasarkan pada tingkatan-tingkatan dalam masyarakat melainkan ciri-ciri khusus yang membedakan masyarakat satu dengan yang lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar