BAB
6
MODEL-MODEL PENULISAN SEJARAH
MODEL-MODEL PENULISAN SEJARAH
Aliran Annales sebagai
pelopor penulisan sejarah sosial merupakan reaksi dua sejarawan Perancis Marc
Bloch dan Lucien Febvre atas stagnasi dalam historiografi Perancis yang
didominasi sejarah politik. Mereka mengawali perjuangan dengan mendirikan
jurnal Annales d’histoire economique et
sociale yang menjadi induk dari aliran Annales.
Annales bermaksud
melawan “berhala dari suku sejarawan” yang terdiri atas berhala politik yang
melebih-lebihkan pentingnya peristiwa politik, berhala individu yang hanya
menekankan pada orang-oran besar, dan berhala kronologis yang menyebabkan
sejarawan terperosok dalam perangkap narativisme.
Aliran Annales juga
mengkritik spesialisasi dalam sejarah. Pandangan mainstream dalam penulisan sejarah Perancis khususnya, menganjurkan
pemisahan topik dan periode sejarah sehingga menghasilkan spesialisasi. Bagi
kaum Annales, spesialisasi seperti ini merupaka bentuk hambatan dlam upaya
memahami masyarakat manusia secara lebih paripurna.
Tokoh-tokoh sejarawan
besar dari aliran Annales antara lain :
1. Lucien Febvre dengan tulisannya Philippe II et la Franche Comte (1911) dan A Geographical Introduction to History yang terbit pada tahun 1925.
2. Marc Bloch, dihormati dengan kajiannya tentang masyarakata feodal. Studi Bloch tentang masyarakat feodal adalah analisis hubungan structural di dunia feodal. Dalam studinya, Bloch menganalisis secara komprehensif interaksi antara lingkungan fisik, kondisi material, kesadaran kolektif dan mentalitas, dan intitusi sosial, hubungan kelas, dan organisasi politik yang berlaku di masyarakat feodal.
3. Fernand Braudel dengan studinya tentang dunia laut Tengag pada masa Raja Philip II dari Spanyol, terbit pada 1949.
1. Lucien Febvre dengan tulisannya Philippe II et la Franche Comte (1911) dan A Geographical Introduction to History yang terbit pada tahun 1925.
2. Marc Bloch, dihormati dengan kajiannya tentang masyarakata feodal. Studi Bloch tentang masyarakat feodal adalah analisis hubungan structural di dunia feodal. Dalam studinya, Bloch menganalisis secara komprehensif interaksi antara lingkungan fisik, kondisi material, kesadaran kolektif dan mentalitas, dan intitusi sosial, hubungan kelas, dan organisasi politik yang berlaku di masyarakat feodal.
3. Fernand Braudel dengan studinya tentang dunia laut Tengag pada masa Raja Philip II dari Spanyol, terbit pada 1949.
Menurut Marx, ada tiga
tema yang menarik saat mempelajari perubahan sosial dalam suatu masyarakat:
1. Perubahan sosial menekankan pada kondisi materialistis berpusat pada perubahan-perubahan cara atau teknik produksi material sebagai sumber perubahan sosial budaya.
2. Perubahan sosial utama adalah kondisi-kondisi material dan cara-cara produksi pada satu pihak, sementara itu hubungan-hubungan sosial serta norma-norma kepemilikian berada pada pihak yang lain,
3. Bahwa manusia menciptakan sejarah materialnya sendiri.
1. Perubahan sosial menekankan pada kondisi materialistis berpusat pada perubahan-perubahan cara atau teknik produksi material sebagai sumber perubahan sosial budaya.
2. Perubahan sosial utama adalah kondisi-kondisi material dan cara-cara produksi pada satu pihak, sementara itu hubungan-hubungan sosial serta norma-norma kepemilikian berada pada pihak yang lain,
3. Bahwa manusia menciptakan sejarah materialnya sendiri.
Menurut Durkheim dengan
teori struktural fungsionalnya, struktur yang pertama kali berubah adalah
struktur penduduk, dimana perubahan ini akan menyeret perubahan yang lain.
Dalam histortiografi sosial Indonesia, muncul nama Sartono Kartodirdjo sebagai
pelopor dengan “ Pemberontakan Petani Banten”. Sartono sekaligus merintis studi
sejarah kritis, dengan mengkritik tulisan D.J.M Tate tentang perubahan dalam
masyarakat Indonesia.
Kritik Sartono adalah
karya Tate terlalu menyederhanakan masalah karena mengabaikan faktor internal
yang ada dalam masyarakat Indonesia. Sebab pada realitanya apa yang terjadi
dalam masyarakat adalah interaksi yang khas dan khusus pada masa dan tempat
tertentu. Sartono juga tidak semata-mata mengikuti pemikiran van Leur yang
mendasarkan pada teori Durkheim, melainkan Sartono menggunakan teori Max Weber.
Menurutnya tindakan individu yang menjelma dalam sistem sosial masyarakat.
Sartono menganjurkan rapprochement atau proses saling
mendekati antara Ilmu Sejarah dengan ilmu sosial lainnya karena hal ini
menajadi suatu tuntutan dalam historiografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar