Sabtu, 04 April 2020

Model-Model Penulisan Sejarah


BAB 6
MODEL-MODEL PENULISAN SEJARAH

Aliran Annales sebagai pelopor penulisan sejarah sosial merupakan reaksi dua sejarawan Perancis Marc Bloch dan Lucien Febvre atas stagnasi dalam historiografi Perancis yang didominasi sejarah politik. Mereka mengawali perjuangan dengan mendirikan jurnal Annales d’histoire economique et sociale yang menjadi induk dari aliran Annales.
Annales bermaksud melawan “berhala dari suku sejarawan” yang terdiri atas berhala politik yang melebih-lebihkan pentingnya peristiwa politik, berhala individu yang hanya menekankan pada orang-oran besar, dan berhala kronologis yang menyebabkan sejarawan terperosok dalam perangkap narativisme.
Aliran Annales juga mengkritik spesialisasi dalam sejarah. Pandangan mainstream dalam penulisan sejarah Perancis khususnya, menganjurkan pemisahan topik dan periode sejarah sehingga menghasilkan spesialisasi. Bagi kaum Annales, spesialisasi seperti ini merupaka bentuk hambatan dlam upaya memahami masyarakat manusia secara lebih paripurna.
Tokoh-tokoh sejarawan besar dari aliran Annales antara lain :
1. Lucien Febvre dengan tulisannya Philippe II et la Franche Comte (1911) dan  A Geographical Introduction to History yang terbit pada tahun 1925.
 2. Marc Bloch, dihormati dengan kajiannya tentang masyarakata feodal. Studi Bloch tentang masyarakat feodal adalah analisis hubungan structural di dunia feodal. Dalam studinya, Bloch menganalisis secara komprehensif interaksi antara lingkungan fisik, kondisi material, kesadaran kolektif dan mentalitas, dan intitusi sosial, hubungan kelas, dan organisasi politik yang berlaku di masyarakat feodal.
 3. Fernand Braudel dengan studinya tentang dunia laut Tengag pada masa Raja Philip II dari Spanyol, terbit pada 1949.
Menurut Marx, ada tiga tema yang menarik saat mempelajari perubahan sosial dalam suatu masyarakat:
 1. Perubahan sosial menekankan pada kondisi materialistis berpusat pada perubahan-perubahan cara atau teknik produksi material sebagai sumber perubahan sosial budaya.
 2. Perubahan sosial utama adalah kondisi-kondisi material dan cara-cara produksi pada satu pihak, sementara itu hubungan-hubungan sosial serta norma-norma kepemilikian berada pada pihak yang lain,
 3. Bahwa manusia menciptakan sejarah materialnya sendiri.
Menurut Durkheim dengan teori struktural fungsionalnya, struktur yang pertama kali berubah adalah struktur penduduk, dimana perubahan ini akan menyeret perubahan yang lain. Dalam histortiografi sosial Indonesia, muncul nama Sartono Kartodirdjo sebagai pelopor dengan “ Pemberontakan Petani Banten”. Sartono sekaligus merintis studi sejarah kritis, dengan mengkritik tulisan D.J.M Tate tentang perubahan dalam masyarakat Indonesia.
Kritik Sartono adalah karya Tate terlalu menyederhanakan masalah karena mengabaikan faktor internal yang ada dalam masyarakat Indonesia. Sebab pada realitanya apa yang terjadi dalam masyarakat adalah interaksi yang khas dan khusus pada masa dan tempat tertentu. Sartono juga tidak semata-mata mengikuti pemikiran van Leur yang mendasarkan pada teori Durkheim, melainkan Sartono menggunakan teori Max Weber. Menurutnya tindakan individu yang menjelma dalam sistem sosial masyarakat.
Sartono menganjurkan rapprochement atau proses saling mendekati antara Ilmu Sejarah dengan ilmu sosial lainnya karena hal ini menajadi suatu tuntutan dalam historiografi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar