Selasa, 31 Maret 2020

Zaman Hindu-Budha

ZAMAN HINDU-BUDHA

Pengaruh Hindu-Budha masuk ke Indonesia pada abad sekitar 5 M. Hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Cina, memegang peran penting dalam proses penyebaran agama Hindu dan Budha ke Indonesia. Sambil berdagang, para pedagang India yang beragama Hindu maupun Budha juga mengadakan interaksi kepada penduduk setempat sehingga mereka mengenal pula kebudayaan dan agama yang mereka bawa.
Hipotesis Brahmana: Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaumbrahmana amat berperan dalam upaya penyebaran budaya Hindu di Indonesia. Hipotesis Ksatria: Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya Hindu dilakukan oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau diIndia sering terjadi peperangan antar golongan didalam masyarakat. Hipotesis Waisya: Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaumwaisya yang berasal dari kelompok pedagang telah berperan dalam menyebarkan budaya Hindu keNusantara. Hipotesis Sudra: Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan.
Kebudayaan Pada Masa Hindu-Budha Salah satu unsur-unsur kebudayaan yang mempengaruhi kebudayaan Indonesia pada masa kerajaan Hindu di Indonesia yang menjadi pokok bahasan di sini adalah adalah unsur kesenian yang terutama berwujud seni sastra, seni bangunan, seni patung dan seni hias. Beberapa hasil kebudayaan pada masa kerajaan- kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia adalah sebagai berikut:- 1. Bangunan - 2. Patung Dewa - 3. Seni Ukir - 4. Kesusastraan. Bangunan Hasil kebudayaan berupa bangunan yang dimaksudkan adalah bangunan sebagai tempat suci yaitu candi. Candi sebagai salah satu hasil kebudayaan pengaruh Hindu dan Budha adalah berasal dari perkataan/nama untuk Durga sebagai Dewi Maut atau Candika. Memang candi itu sebenarnya adalah bangunan untuk memuliakan orang yang sudah meninggal, khususnya untuk orang tertentu yaitu para Raja atau orang-orang terkemuka.
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan orang-orang India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya. Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
Bangunan keagamaan seperti candi sangat dikenal pada masa Hindu Budha. Hal tersebut terlihat jelas di mana pada sosok bangunan sakral peninggalan Hindu, seperti Cadi Gedungsongo maupun Candi Sewu.
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu Pancasila, Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.
Mata pencaharian penduduk pada masa Hindu-Budha, antara lain pertanian, beternak, dan berdagang.
Wujud penerapan teknologi di Indonesia yang mengambil dari budaya Hindu-Buddha adalah dalam hal pembuatan candi. Candi di Indonesia dibuat melalui teknologi yang dimuat dalam Kitab Silpasastra, yaitu sebuah kitab pedoman pembuatan candi di India.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar