Review Jurnal : Perubahan Arah Kebijakan Luar Negeri Iran Terhadap Amerika Serikat Dalam Program Nuklir Iran Pada Masa Pemerintahan Hassan Rouhani
Judul : Perubahan Arah Kebijakan Luar Negeri Iran Terhadap Amerika Serikat Dalam Program Nuklir Iran Pada Masa Pemerintahan Hassan Rouhani
Download : https://s.docworkspace.com/d/APNPQVqV4awmwquc38WmFA
Penulis : Hendra Maujana Saragih
Reviewer : Ainun Nadifa
Tanggal : 16 Oktober 2019
Abstrak
Tulisan ini mencoba untuk mendeskripsikan perubahan kebijakan luar negeri
Iran yang terkait dengan program nuklir Iran pasca terpilihnya Hassan
Rouhani sebagai Presiden Iran. Perubahan arah kebijakan luar negeri Iran di
masa pemerintahan Rouhani menunjukkan keinginan Iran untuk lebih terbuka
dengan dunia internasional terkait dengan program nuklirnya. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya pertemuan-pertemuan negoisasi Iran dengan
negara seperti AS, Perancis, IIggris, Cina, dan Rusia. Perubahan arah kebijakan
ini memiliki tujuan untuk mengurangi sanksi dan embargo yang diterima oleh
Iran dari dunia internasional.
Pendahuluan
Iran menyadari tidak bisa untuk selamanya bergantung pada persediaan
minyak dan gas yang dimilikinya. Seiring berjalannya waktu, sumber daya
tersebut akan habis dan tidak bisa untuk diperbaharui. Kebutuhan listrik Iran
menjadi semakin terdesak seiring dengan semakin bertambahnya populasi
masyarakat. Pada tahun 2025, kebutuhan listrik Iran di perkirakan pertahunnya
sebesar 6 sampai dengan 8 persen dengan jumlah populasi mencapai 100 jiwa.
Pengalihan sumber energi utama melalui pengembangan energi nuklir
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik domestik Iran. Ahmadinejad sebagai presiden Iran pada tahun 2005, Iran mengatakan mengenai konsistensi mengenai pengembangan program
nuklirnya. Menurut Ahmadinejad, adanya beberapa negara adidaya yang berusaha untuk menghalangi Iran memperoleh teknologi nuklir damai. Negara-negara tersebut salah dalam mempresepsikan niat dan tujuan Iran sehingga menggunakan propaganda yang mendeskreditkan program nuklir damai yang dikembangkan oleh Iran. Ahmadinejad menyatakan bahwa Iran akan
mengembangkan teknologi nuklir damainya untuk memacu kemajuan dan
perkembangan bangsa-bangsa Iran. Nuklir yang dikembangkan oleh Iran
bukan untuk membuat bom nuklir yang seperti dituduhkan Amerika Serikat
beserta para sekutunya tersebut. Pada April 2006, Ahmadinejad mengumumkan bahwa Iran sudah berhasil melakukan pengayaan Uranium, untuk selanjutnya diteliti lebih jauh lagi mengenai kemungkinan pengalihannya menjadi bahan bakar nuklir. Ahmadinejad kemudian menjelaskan bahwa teknologi nuklir Iran untuk tujuan damai dan tidak akan memiliki ancaman bagi
beberapa pihak. Penjelasan Ahmadinejad ini dilakukan sebagai langkah antisipatif guna menangkal penilaian negatif publik dunia atas atas program pengembangan nuklir Iran. Upaya Iran untuk memberitahukan kepada dunia internasional bahwa program nuklirnya untuk kepentingan damai, nyatanya tidak dianggap oleh Amerika Serikat. Amerika Serikat melakukan upaya penekanan terhadap Iran untuk menghentikan program nuklirnya. Salah satunya cara Amerika Serikat
ialah mengajak negara-negara lain untuk memberikan sanksi untuk melemahkan perekonomian Iran. Dengan melemahnya perekonomian Iran, akan memaksa Iran bisa melupakan proyek-proyek nuklirnya. Berbagai upaya pun dilakukan oleh Amerika Serikat untuk bisa menghentikan
program nuklir Iran dengan cara mengucilkan Iran di dunia internasional, selain pemberian sanksi dan embargo. Amerika Serikat mengatakan kepada dunia internasional bahwa tujuan nuklir Iran adalah untuk senjata pemusnah massal. Selain itu, Amerika Serikat juga mengancam Iran akan melakukan penerapan sanksi unilateral dan mengancam akan melakukan agresi jika Iran
tidak bersedia membongkar fasilitas nuklirnya. Amerika Serikat yang berusaha keras untuk menghentikan Iran dalam mencapai kemampuan teknologi nuklirnya, tidak bisa dilepaskan dengan agenda kepentingan Amerika Serikat di Kawasan Timur Tengah.
Pembahasan
A. Sosok Hasan Rouhani
Rohani dikenal sebagai sosok multitalenta, mulai dari orator, perunding ulung, peneliti, intelektual, politisi, administrator, dan bahkan figur militer. Rohani juga adalah satu-satunya ulama di antara enam kandidat presiden Iran. Dia sesungguhnya adalah anggota Jamaah al-Ulama al Munadzilin (Rouhaniat) yang beraliran konservatif, tetapi ia dikenal memiliki pemikiran moderat,
sehingga mendapat dukungan luas dari kubu reformis. Dalam pemilihan presiden (pilpres), Rohani merupakan simbol moderat, bijaksana, dan harapan di antara kandidat presiden lainnya. Siapa pun yang memberi perhatian terhadap isu program nuklir Iran, tidak akan melupakan peran besar Hassan
Rohani ketika menjadi anggota Dewan Keamanan Nasional Iran. Ia menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Nasional selama 16 tahun (1989-2005). Pada saat itu, ia berperan penting dalam perundingan dengan Barat soal isu program nuklir. Rohani dikenal memiliki kebijakan luar negeri yang jelas dan luwes terkait berbagai isu strategis Iran, termasuk program nuklirnya. Rohani memberi prioritas dalam isu-isu dalam negeri, terutama sektor ekonomi, seperti cara mengatasi pengangguran, inflasi, dan masalah perumahan. Ia mengkritik keras kebijakan pemerintahan Presiden Mahmoud
Ahmadinejad dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial. Ia percaya dengan pemerintahan luas yang melibatkan banyak kekuatan politik. Ia juga menyebut, pemerintahan harus dikendalikan oleh rakyat, bukan oleh partai. Hassan Rohani lahir pada 12 November 1948 dikota kecil Shorkeh di Provinsi Semnan, sekitar 120 kilometer arah timur kotaTeheran. Presiden Ahmadinejad juga dilahirkan di provinsi tersebut. Rohani meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Teheran dan mendapat gelar
Ijtihad di bidang ilmu keislaman dari Al Houzah Ilmiah di kota Qom. Ia kemudian mendapat gelar doktor di bidang hukum dari Glasgow Caledonian University, Skotlandia. Rohani terlibat aktif dalam aktivitas politik sejak dekade 1960-an. Ia yang menyebut Pemimpin Revolusi Iran Khomeini sebagai Imam sehingga sebutan Imam Khomeini selalu digunakan pascarevolusi tahun 1979. Rohani dikenal orator ulung yang mampu memengaruhi para pendengarnya.
B. Pandangan Dunia Internasional Terkait Nuklir Iran
Hassan Rouhani berusaha mendekatkan diri kepada Internasional khususnya
Amerika terkait masalah nuklir walaupun di tentang oleh sebagian masyarakatnya. Dalam pidatonya di sidang Majelis Umum PBB, Netanyahu mengaku tak percaya dengan pernyataan Presiden Iran, Hassan Rouhani soal program nuklir Iran. Ia tidak percaya bahwa progam nuklir iran bertujuan
untuk perdamaian melainkan ada tujuan lain Netanyahu juga mengatakan, bahwa Israel tidak akan ragu untuk bertindak sendiri dengan cara militer, terhadap program nuklir iran. Kekuatan Iran tidak dapat dipandang hanya sebelah mata. Angkatan Laut mereka mempunyai kekuatan yang baik diantara negara di kawasan teluk, Iran termasuk negara termaju angkatan lautnya. Mereka mempunyai boat terbang, dan tentu kapal selam militer yang dilengkapi persenjataan terkini. Angkatan Udara mereka juga mempunyai pesawat tempur tanpa awak yang dapat Amerika Serikat beranggapan bahwa Iran merupakan pesaing yang berat diantara negara di kawasan Timur Tengah. Karenanya Amerika Serikat pernah berusaha untuk menyerang situs nuklir dan industri perminyakan Iran dengan
virus Cyber Stuxnet dan Flame tetapi Iran mampu mengatasinya sebagaimana juga mampu membongkar jaringan intelijen CIA, Mossad dan mengadili para agen mata-mata tersebut. Selain itu, pesawat pengintai RQ-170, Sentinel, atau yang disebut dengan Beast of Kandahar, terperangkap dalam jebakan sistem pertahanan elektronik udara Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran pada
saat terbang di kota Kashmar, dekat perbatasan Afghanistan. Kontrol pesawat tersebut berhasil direbut dari tangan militer Amerika Serikat dan sukses didaratkan dengan tingkat kerusakan minimum. Oleh karena itu, para pejabat Amerika masih kaget dan cemas akan kemampuan hebat militer Iran. Karena pesawat RQ-170 merupakan pesawat tanpa awak Amerika paling canggih yang ada pada saat itu. Satu dari tugas penting pesawat ini adalah mematikan sistem radar dan komunikasi musuh, dan badan pesawat ini dibuat dari bahan khusus yang mampu membuatnya tidak dapat dideteksi oleh radar, juga dapat terus-menerus di udara hingga beberapa hari. setelah Iran melakukan pemilihan umum presiden yang lalu, dan memenangkan Hassan Rouhani, Amerika memandang bahwa Iran dapat menjalin hubungan dengan baik dengannya, karena Rouhani berjanji akan memfokuskan politik luar negeri Iran dalam meredakan ketegangan yang menyelimuti masalah program nuklir Iran dengan negara-negara Barat. Berbeda dengan presiden yang sebelumnya, Ahamdinejad, Rouhani tidak menunjukkan permusuhannya dengan dunia Barat. Rouhani lebih tertarik meniru sikap, gaya, dan nada mantan presiden Iran lainnya seperti Mohammad
Khatami dan Rafsanjani yang dikenal moderat serta suka menyerukan dialog internasional kepada dunia Barat dan ketika berpidato ia cenderung menggunakan nada yang ringan, bahasanya pun tidak membakar amarah dan sikap serta gayanya juga tidak konfrontatif. Dalam kepemimpinannya, Iran
juga menghormati aturan internasional yang ada, dan tidak lagi bersikap keras kepala dalam tingkat internasional. Maka, Amerika Serikat dan Iran berusaha untuk memperbaiki hubungan yang dulu sempat berseteru dengan kepemimpinan presiden Rouhani. Namun, Amerika Serikat menghimbau Iran agar benar-benar ingin menyelesaikan masalah nuklir Iran. Pada pertemuan di Jenewa, Swiss mendapatkan sambutan yang positif terhadap proposal yang diberikan oleh Teheran sebagai solusi atas krisis nuklir Iran yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Deputi Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi bahwa reaksi dari negara peserta perundingan nuklir cukup baik dengan proposal yang diajukan Teheran. Namun, dia tidak mengucapkan detail proposal yang didiskusikan. Araqchi hanya menggambarkan proposal itu sebagai suatu yang rahasia. Perundingan nuklir Iran terselenggara pertama kali sejak Presiden Hassan Rouhani terpilih sebagai presiden pada Agustus silam. Selain Amerika Serikat, kelima negara yang ikut perundingan adalah Inggris, China, Prancis, Rusia, dan Jerman. Semua negara mendengarkan semua ide dan terobosan yang disampaikan Iran dalam rangka mencegah pengembangan senjata nuklir. Dengan terobosan itu, Iran berharap sanksi internasional terhadap negaranya akan dicabut. Namun, tetap terdapat kewaspadaan dari negara-negara Barat tersebut dalam perundingan tersebut. Terutama dari pihak Israel yang bereaksi negatif atas perundingan nuklir Iran. Israel meminta komunitas internasional untuk menentang segala kesepakatan yang akan mengurangi sanksi bagi Iran, karena mereka menuding Iran tetap mengembangkan senjata nuklirnya.
C. Motivasi Hassan Rouhani Mengeluarkan Kebijakannya
Terdapat hal yang menarik apabila mencermati langkah Presiden baru Iran, Hassan Rouhani dalam kebijakan politiknya. Meski baru terpilih, Rouhani tampil secara terbuka untuk membawa Iran menjadi negara yang menunjukkan itikad menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat. Secara
tegas Rouhani mengimbau kelompok ulama konservatif Iran untuk mengubah cara pandang piciknya mengenai masyarakat dalam dunia. Rouhani menyatakan, ia ingin lebih banyak transparansi dalam program nuklir Iran, untuk membangkitkan kepercayaan dunia. Pada saat yang sama, ia mengritik
sanksi internasional terhadap negaranya. Ia menegaskan, program nuklir yang dilaksanakan Iran adalah hal yang legal. Bagi sengketa atom Iran, hanya agar tidak dipandang oleh negara-negara yang lain bahwa Iran merupakan negara yang membangkang. Maka, presiden Rouhani ingin mematuhi peraturan internasional yang sudah ditetapkan. Rouhani selalu berkata tidak ingin berkonfrontasi dengan masyarakat internasional. Rohani cenderung memprioritaskan berbagai tantangan dalam
negeri dan mengutamakan kepentingan nasional serta penyelamatan ekonomi nasional Iran, dan berusaha agar sanksi internasional terhadap Iran segera dicabut karena telah membuat stabilitas ekonomi di dalam negara tersebut tidak stabil, yang disebabkan oleh program nuklirnya yang kontroversial padahal Iran mengatakan bahwa pihaknya memperkaya uranium untuk tujuan damai. Oleh karena itu, Rouhani berjuang untuk meyakinkan pihak barat bahwa nuklir tersebut tidak disalahgunakan dengan cara diplomasi dengan mereka, dan tidak dengan cara yang keras kepala seperti yang dilakukan presiden terdahulunya, Ahmadinejad. Rouhani memberi prioritas dalam isu-isu dalam negeri, terutama sektor ekonomi, seperti cara mengatasi pengangguran, inflasi, dan masalah perumahan. Sejak mendapatkan sanksi embargo dari Amerika dan Eropa, stabilitas ekonomi Iran mengalami penurunan, dan pada saat kepemimpinan Hassan Rouhani, dia berjanji untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Iran yang saat ini ada di bawah garis kemiskinan karena sanksi tersebut.21 Menurutnya masyarakat menginginkan kehidupan yang lebih baik, mempunyai martabat
dan kehidupan yang stabil. Mereka ingin mendapatkan kembali apa yang seharusnya mereka dapat di mata dunia.
Kesimpulan
Pada masa kepemimpinan Hassan Rouhani, terdapat perkembangan yang positif dalam politik luar negerinya. Pertama, ia berjanji bahwa politik luar negeri Iran akan difokuskan pada upaya meredakan ketegangan yang menyelimuti masalah program nuklir Iran dengan negara-negara Barat. Kedua, janji itu ditepati Rouhani ketika menghadiri pertemuan dengan negara-negara seperti (China, AS, Jerman, Inggris, Perancis, dan Rusia) Pertemuan tersebut dilakukan di sela-sela Sidang Umum PBB di New York yang memfokuskan untuk menyelesaikan masalah program nuklir Iran, yang sampai saat ini masih belum jelas. Pertemuan yang dihadiri Presiden Iran Hassan Rouhani, itu berjalan tidak begitu lama karena semua pihak yang hadir langsung bersepakat untuk segera menuntaskan masalah tersebut dalam tempo yang singkat, dan menargetkan selesai dalam tempo satu tahun pembicaraan
pertama di antara kedua pemimpin negara sejak revolusi Islam 1979. Dalam percakapan tersebut, Obama mengatakan dia dan Rouhani menyadari tantangan yang membentang di hadapan kedua negara dan akan terus membahasnya sampai tercapai kesepakatan atas program nuklir Iran. Meskipun demikian Presiden tidaklah juga terbuka habis-habisan –habisanisan dengan Amerika Serikat. Berdasarkan hal tersebut, Rouhani memang berhasil untuk menunjukkan gaya kepemimpinan yang berbeda dari Ahmadinejad. Ia berhasil meyakinkan AS untuk menempuh langkah diplomasi dalam
penyelesaian nuklir Iran.
Kelebihan :
Pembahasan dalam jurnal tersebut sudah cukup lengkap dan menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami oleh pembaca. Jurnal tersebut juga sangat membantu mahasiswa untuk menambah wawasan yang sangat luas.
Kekurangan :
Dala jurnal diatas tidak dijelaskan secara detail mengenai metode penelitian yang digunakan.